WELCOME

Myspace LayoutsMyspace LayoutsMyspace LayoutsMyspace LayoutsMyspace LayoutsMyspace LayoutsMyspace Layouts Myspace LayoutsMyspace Layouts Myspace LayoutsMyspace Layouts Myspace LayoutsMyspace LayoutsMyspace LayoutsMyspace Layouts
Myspace LayoutsMyspace LayoutsMyspace LayoutsMyspace LayoutsMyspace Layouts

Jumat, 17 September 2010

aku (wanita)

Ketika kau bertanya “maukah kau menjadi kekasihku ?” dan kemudian kukatakan “aku mau jadi kekasihmu”, bukan berarti aku telah menjadi milikmu seutuhnya. Hatiku tetaplah milikku. Itu hanya berarti aku mencoba membuatmu senang dan aku hanya ingin tahu apakah kau juga mampu menyenangkanku.
Ketika kau bilang “aku mencintaimu” dan kemudian aku menjawab “aku juga mencintaimu”, bukan berarti aku benar-benar mencintaimu. Cintaku tetaplah milikku. Itu hanya berarti aku menyukai hal kecil yang ada pada dirimu.
Ketika kau menatap mataku dan aku membalas tatapanmu dengan cara yang sama, bukan berarti dalamnya tatapanku yang mencerminkan hatiku, sama dengan perasaanmu yang kau rasakan padaku. Itu hanyalah sekedar formalitas.
Tak mudah mengetahui dan menyelami isi hatiku.
Tak mudah membuatku benar-benar mencintaimu.
Tak mudah memenangkan dan mendapatkan hatiku.
Aku tak perlu hal besar dan mengejutkan yang sengaja kau buat dan kau lakukan untukku. Aku hanya menginginkan hal kecil dan kejutan kecil yang secara spontan kau lakukan untukku atas dasar kau mencintaiku.
Aku tak menilai seberapa besar kau mencintaiku dari seberapa sering kau mengatakan ‘aku mencintaimu’ , ‘aku menyayangimu’ atau ‘aku menyukaimu’. Aku menilai dari bukti bahwa kau mencintaiku, dari seluruh perbuatan yang mencerminkan kau menyayangiku, dari kekuranganku yang tak membuatku menjauh dariku dan tetap membuatmu menyukaiku.
Ketika aku mengatakan “aku mencintaimu kini, nanti, dan selamanya aku rela menemanimu di seluruh hidupmu” tanpa kau bertanya dan tanpa ku peduli apakah kau akan mengatakan hal yang sama, itu berarti aku telah benar-benar mencintaimu dan aku takkan berpaling darimu.
Ketika aku mengatakan “aku mau menikah denganmu” tanpa kau bertanya, itu berarti kau telah memilikiku seutuhnya.
Ketika aku menatapmu dalam-dalam dan kemudian aku menciummu, itulah wujud peraasaanku padamu.
Ketika aku benar-benar telah menyerahkan seluruh hidupku untukmu, aku takkan menyakiti hatimu. Takkan pernah kubiarkan siapapun termasuk diriku sendiri dapat menyakitimu. Sekalipun kau menyakitiku, hal itu jauh lebih bisa kuterima.
Mungkin terkadang aku melukaimu, tapi aku bersumpah, tak pernah terlintas di benakku untuk menyakitimu. Mungkin itu hanyalah bukti bahwa aku mencintaimu (memang bukan sesuatu yang logis, tapi percayalah. Dengan rasa cintaku yang besar juga dapat menghilangkan akal sehatku dan menumbuhkan kecemburuan yang nantinya akan membuatku melukaimu), dan itu hanyalah bukti bahwa aku insan manusia biasa yang punya kekurangan  .
Ketika aku mendorongmu dan semakin memberimu banyak halangan, bukan berarti aku mencari cara untuk meninggalkanmu atau membuatmu melepaskanku. Aku hanya ingin melihat seberapa kau mau berjuang untukku dan seberapa pantas kau memiliki seluruh hatiku.
Saat kau berhasil melalui semua, akan kubuktikan seberapa besar cintaku padamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar